"Istri yang sholehah"
Mempunyai sifat-sifat
yang istimewa dan
kriteria yang yang
sangat jelas. Diantara
inti dari kriteria tadi
adalah tiga yang
prinsipil, hal itu
terkandung dalam
hadits Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa
sallam:
“Sebaik-baik wanita
adalah yang
membahagiakanmu
tatkala kamu
memandangnya dan
mentaatimu tatkala
kamu
memerintahkannya
serta menjaga harga
dirinya dan hartamu
tatkala kamu tidak
ada ”. ( Hadits shahih.
Dikeluarkan oleh Al
Hakim (2/161, Ath-
Thabrani seperti yang
ada dalam Al
Majma ’ (4/237) dari
hadits Ibnu Salam.
Dikeluarkan juga oleh
Imam Ahmad (2/251)
dan An-Nasai seperti
hadits tadi dari Abi
Hurairah).
Bila kalian renungkan
tiga sifat yang ada
dalam hadits tadi
maka akan kalian
dapati bahwa itu
semua adalah sebaik-
baik yang diidamkan
oleh tiap orang laki-
laki dari orang
perempuan.
1. Istri yang
membahagiakan suami
Inilah sifat yang
pertama kali yang
disebutkan oleh
Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam agar
supaya tiap-tiap
perempuan yang
beriman dan bertakwa
bisa menggapai
kebahagiaan rumah
tangga.
Inilah sifat yang
mengantarkan
seorang perempuan
muslimah kedalam
kehangatan cinta
suaminya kepada
dirinya serta
kebahagiaannya
dengannya juga
kebahagiaan seorang
perempuan dengan
suaminya.
Sesungguhnya
kesempurnaan fisik
adalah sesuatu yang
diidam-idamkan oleh
semua manusia yang
berakal, baik lelaki
maupun perempuan.
Islam pun datang
untuk mewujudkan
kesempurnaan akhlak,
akal dan fisik.
Wahai muslimah,
hendaknya engkau
menggali apa saja
yang bisa
menyempurnakan
penampilanmu,
memperindah
keadaanmu di depan
suamimu dan
lakukanlah itu semua
dengan hal-hal yang
telah Allah bolehkan
dan halalkan seperti
pakai inai pada kuku
atau memakai celak
untuk mata ataupun
memakai emas serta
yang lainnya.
Istri yang sholehah
adalah istri yang
mampu menghadirkan
kebahagiaan di depan
suaminya walau hanya
dengan sekedar
pandangan mata
kepadanya.
Seorang lelaki
bergelut dengan
kejamnya kehidupan,
badannya merasa letih
dan kadang jiwanya
pun tertekan dengan
banyaknya beban
pekerjaan. Dia
menunggu untuk
kembali –pada- hal
menunggu lebih panas
dari pada bara- ke
rumahnya untuk
menghirup udara
segar, kembali dan
istirahat. Bila dia
masuk rumah dengan
sangat letih lalu
menjumpai istrinya
dalam keadaan tidak
sedap di pandang.
Kalau demikian
berarti engkau telah
gagal pada awal
tahapan suami istri.
Di sini ada suatu
pertanyaan, kenapa
itu suatu kegagalan?
Yang terjadi di sini,
bahwa sang suami
akan sangat tertekan
dan dia akan mencari-
cari sebab untuk
memarahimu, baik
dengan perkataan
atau perbuatan.
Namun tatkala sang
suami pulang ke
rumahnya mendapati
sesuatu yang
menyenangkannya dan
membahagiakannya
serta menyegarkan
dadanya, maka dia
dengan segera lupa
tekanan jiwanya dan
keletihan badannya.
Faktor yang paling
kuat untuk mendorong
cintanya seorang laki-
laki terhadap istrinya
adalah bahagia dan
senangnya tatkala
memandang
kepadanya.
memandang kekasih
dalam keadaan yang
sangat indah dan
menawan adalah
faktor yang paling
kuat untuk
mengokohkan
cintanya dalam hati.
Karena itulah, seorang
muslimah hendaknya
sangat hati-hati agar
jangan sampai
pandangan suaminya
tertuju kepada
sesuatu yang tidak
disukainya, baik bau
yang tidak sedap
maupun pandangan
yang tidak enak atau
yang lainnya,
Ibnu Abbas berkata:
“ Sesungguhnya saya
berhias untuk istriku
sebagaimana dia juga
berhias untukku, saya
suka untuk
menunaikan
kewajibanku yang
harus kuberikan
kepadanya dengan
baik dan hal ini secara
otomatis menuntut dia
untuk menunaikan
kewajibannya
kepadaku, karena
Allah ‘Azza wa Jalla
telah berfirman:
“Dan wanita
mempunyai hak yang
seimbang menurut
cara yang ma ’ruf”.
(QS. Al Baqarah : 228).
Berdandan dengan
sesuatu yang tidak
mengandung dosa.
Para penulis sejarah
dan biografi
mengatakan: “Bahwa
ada seorang suami
yang acak-acakan
rambutnya dan
berdebu badannya
masuk ke Khalifah
Umar bin Al Khathtab
Radhiallahu anhu
bersama istrinya,
istrinys berkata:
“ Bukan saya dan
bukan ini (ia tidak
suka) juga bukan dia
wahai Amirul
Mukminin ”.
Umar pun mengetahui
dari ucapannya bahwa
ia membenci
suaminya, maka beliau
mengutus seseorang
kepada suaminya agar
supaya dia mau
berdandan dengan
menyisir rambutnya,
memotong kukunya
dan memperindah
kerapiannya.
Maka tatkala tiba
baginya untuk
menemui istrinya,
maka sang istri
merasa asing darinya.
Lalu ia kabur darinya,
namun setelah ia
mengenali suaminya
maka ia menerimanya
dan menarik kembali
tuduhannya.
Umar Radhiallahu
anhu mengatakan:
“ Begitulah seharusnya
kalian bebuat untuk
mereka. Demi Allah
mereka suka kalian
untuk berdandan
untuk mereka
sebagaimana kalian
suka mereka
berdandan untuk
kalian ”.
Saudariku Muslimah…
Lihatlah bajumu
sebelum datangnya
suamimu, tanyakanlah
kepada dirimu sendiri
pertanyaan berikut
ini: Apakah suamiku
akan bahagia
melihatku dalam
keadaan seperti ini??!!
Sudah pasti semua
perempuan
mengetahui
jawabannya.
Sesungguhnya seorang
laki-laki diciptakan
dengan fitrahnya
untuk mencintai
sesuatu yang indah,
kecuali orang yang
merubah fitrahnya dan
selalu berjalan
dibelakang setiap
kejahatan dan
kekejian.
Ketika seorang laki-
laki masuk ke dalam
rumahnya dan
mendapati istrinya
dalam keadaan yang
sangat menawan
maka akan
bertambahlah
kecintaan terhadap
istrinya dan
kecenderungannya
kepada dia serta
memahami capainya
istrinya karenanya.
Sebagian perempuan
ada yang beralasan
(tidak sempat
berdandan) dengan
pekerjaan mereka di
rumah, baik memasak
atau mencuci maupun
yang lainnya. Katakan
kepada mereka:
“Hendaknya kalian
menyelesaikan
pekerjaan itu sebelum
datangnya suami
walaupun yang
demikian
membutuhkan
kesungguhan dan rasa
capai, karena hasilnya
lebih besar dari capai
tadi dan sungguh tak
ada padanannya.
Kemudian bila seorang
laki-laki bila tidak
mendapati di
rumahnya sesuatu
yang
menyenangkannya
maka akan dengan
segera disergap
prasangka dan bisikan
dari setan, lalu akan
terbersit dalam
matanya perempuan
lain di jalan yang bisa
menyenangkannya dan
dalam matanya ia
akan membenci
istrinya.
Saudariku Muslimah…
Upayakanlah
senyumanmu
senantiasa menghiasi
bibirmu tiap kali
suamimu memandang
kepadamu.
Sesungguhnya
senyuman itu tidak
lebih lama dari
kedipan mata namun
hal itu akan selalu
menjadi kenangan
yang terus
menghunjam dalam
memori seorang lelaki.
Juga senymanmu itu
akan menyebarkan
kebahagiaan dalam
rumah tangga, itu
adalah suatu
keindahan tiada tara
yang dilihat oleh
seorang suami setelah
seharian ia dalam
keadaan penat dan
letihnya kerja.
Saudariku Muslimah…
Sesungguhnya mimik
wajahmu yang
mengembang di
hadapan sang suami
pada hakikatnya lebih
penting sekali
daripada pakaian yang
kamu kenakan dan
perhiasan yang kamu
pakai. Sesungguhnya
cerianya senyuman
dan kebahagiaan yang
dilihat oleh seorang
lelaki pada wajah
istrinya saat ia
memandangnya itu
lebih dalam
pengaruhnya daripada
lembutnya suara lisan.
Seorang lelaki lebih
cepat menangkap apa
yang diungkapkan
istrinya dengan
senyuman tulus yang
tidak dinodai dengan
permintaan apapun.
Sesungguhnya saya
merasa bahagia
dengan
kedatanganmu.
Kau berikan
kabahagiaan padaku
dengan
memandangmu.
Bahkan suatu perkara
yang mesti
diperhatikan bahwa
senyuman itu
manfaatnya akan
kembali kepadamu
dengan membawa
kebaikan kepadamu,
karena hal itu
merupakan shadaqah
yang kamu letakkan
pada lembaran
hidupmu.
Dengarkanlah hadits
Rasulullah Shallallahu
‘ alaihi wa sallam ini,
beliau bersabda: “
Senyumanmu terhadap
saudaramu adalah
shadaqah ”. (Hadits
diriwayatkan oleh
Tirmidzi(2022). Bukhari
(128 ) dalam kitab
adabul mufrad dari
hadits Abi Dzar, dan
pada bab ini juga ada
hadits yang
diriwayatkan dari Ibnu
Mas ’ud, Jabir,
Hudzaifah, dan Aisyah.
Wahai sudariku
muslimah, jadikanlah
keceriaan senantiasa
memenuhi sisi
kehidupanmu,
kebahagiaan
menyenangkan
suamimu, kesuka-
citaan selalu
menghiasi rumahmu
dan ketahuilah pula
bahwa manusia yang
paling berhak
mendapatkan ini
semua adalah
suamimu.